JAKARTA - Tingginya biaya logistik disebut menjadi salah satu kendala utama yang menghambat daya saing produk ekspor nasional.

Isu krusial ini diadukan langsung oleh Dewan Pemakai Jasa Angkutan Indonesia (DEPALINDO) dalam audiensi bersama Menteri Perdagangan, Budi Santoso, pada Jumat (12/9/2025).

Toto menjelaskan, audiensi ini bertujuan untuk menyampaikan berbagai tantangan yang dihadapi para pelaku usaha.

“Menyampaikan apa yang menjadi tantangan kita menunjang ekspor nasional, terutama di sektor logistik kepelabuhan,” ujar Toto.

Menurut Toto, Menteri Perdagangan merespons masukan tersebut dengan sangat antusias dan akan menindaklanjutinya ke level antar kementerian.

"(Menteri) akan menindaklanjuti, sebagai masukan juga untuk bisa dibicarakan antar kementerian," kata Toto.

DEPALINDO menegaskan bahwa efisiensi logistik adalah kunci agar produk-produk Indonesia dapat bersaing di pasar global.

“Barang kita akan bisa bersaing di pasar global kalau kita juga beban logistik biayanya tidak tinggi,” tegas pria yang juga menjabat sebagai Sekjen DPP GPEI ini.

Undang Menteri Buka Kongres XII Depalindo dan ASA-GSA Meeting di Bali

Selain menyampaikan keluhan, Toto menjelaskan bahwa audiensi tersebut juga memiliki agenda penting lain, yaitu mengundang Menteri Perdagangan secara langsung untuk membuka dua acara besar.

Agenda pertama adalah Kongres Nasional DEPALINDO yang akan segera digelar.

“Mengharap kesediaan Pak Menteri untuk membuka Kongres DEPALINDO ke-XII pada 25 September,” kata Toto.

Selanjutnya, undangan juga disampaikan untuk sebuah forum berskala internasional yang akan diselenggarakan di Bali.

“(Kami juga) mengharap berkenan Pak Menteri untuk membuka ASA–GSA Meeting tahun 2025 di Bali,” tambahnya.

Audiensi tersebut dihadiri oleh jajaran pengurus DPN DEPALINDO, di antaranya Ketua Umum Toto Dirgantoro, Sekretaris Jenderal Wildan Anwar, dan Bendahara Umum Jeremia Dewanto.

Turut hadir pula Wakil Sekretaris Jenderal Mikhael Ardianto, serta Ketua Panitia OC Kongres Hendrik Sitompul dan Ketua Panitia SC Kongres Moh Hamzah.